Selasa, 20 Mei 2014

Lulus UN Coret Baju, Angkat Kaki hingga Buka Jilbab

Bireuen - Eforia kelulusan Ujian Nasional siswa SMA di Bireuen, kali ini dirayakan dengan cara yang semakin tidak patut untuk dicontoh. Setidaknya demikian kesimpulan masyarakat, ketika melihat perayaan kelulusan sekolah yang dilakukan sore tadi hingga malam ini, Selasa (20/5/2014).

Kiranya, apa yang dikeluhkan oleh masyarakat, mampu ditangkap dengan sempurna lewat observasi The Globe Journal, yang sempat berkeliling Bireuen sejak siang tadi. Pasca kelulusan yang diumumkan oleh pihak sekolah, siswa yang dinyatakan lulus langsung berhamburan sambil saling kejar-kejaran serta saling pula menyemprot baju.

Tulisannya macam-macam, namun intinya ekspresi gembira.

Putri, sebut saja demikian. Salah satu siswi SMA favorit di Bireuen ini, kepada The Globe Journal mengatakan, aksi cat baju dengan pilox dilakukan olehnya dan kawan-kawan, sebagai bentuk rasa gembira terhadap kelulusan.
“Ini bentuk perayaan bang. Saya bahagia banget lulus UN tahun ini,” ujar Putri.

Namun saat The Globe Journal mencoba mengatakan, bahwa perilakunya tersebut kurang tepat. Sontak Putri marah sambil berucap “ Jangan sok ceramah deh bang wartawan. Mama saya saja tidak marah. Kok Anda yang repot?,”

Memborong Jalan dan Buka Jilbab

Konvoi jalanan pasca pengumuman kelulusan, merupakan bagian lain dari semakin aamburadulnya mental generasi muda. Mereka memborong badan jalan sambil membunyikan klakson yang memekakkan telinga.
Bila ada pengguna jalan lain yang mencoba protes, maka mereka akan menyorakinya ramai-ramai. Bahkan, The Globe Journal sempat menangkap gelagat yang lebih tidak terpuji.

Ketika aksi borong jalan yang mereka lakukan di protes, beberapa pelajar nampak mengangkat kaki ke arah pemrotes.
Ketika azan magrib berkumandang, tidak berarti siswa –siswi tersebut pulang ke rumah. Bahkan aksi mereka semakin menjadi-jadi. Mereka tidak mengiraukan azan magrib. Jalan Bireuen–Takengon dan Medan-Banda Aceh tetap mereka gerayangi sambil terus menunjukkan espresi gembira.

Sekitar pukul 20.00 Wib, saat The Globe Journal mencoba merekam aksi mereka, beberapa siswi sambil mengendarai sepeda motor telah melepas jilbab. Tanpa rasa bersalah mereka terus berteriak sambil mengibarkan jilbabnya.

Amiruddin (40) warga Kota Juang, yang ikut menyaksikan konvoi siswa SMA itu geleng-geleng kepala. Kepada The Globe Journal dia mengatakan bahwa perilaku siswa yang lulus UN kali ini semakin liar. Mereka seolah kehilangan control terhadap dirinya.

Melihat fenomena demikian, Amiruddin mempertanyakan kualitas mental lulusan itu. “Jadi aneh, ketika mereka lulus, namun mental mereka seperti orang sakit jiwa,” ujar Amir.

Hal yang nyaris senada juga diungkapkan oleh Dewi (25). Warga Peusangan ini mengatakan, perilaku anak-anak yang lulus UN itu semakin menjadi-jadi. Bahkan sudah diluar kontrol.

“Lihat saja, azan berkumandang, mereka tetap santai berkeliling tanpa menghiraukan seruan shalat. Bahkan aksi buka jilbab siswi, semakin membuat saya takut menyekolahkan anak saya di sekolah Bireuen. Saya takut anak saya sakit mental seperti mereka,” ujar Dewi.

Cibiran-cibiran yang hampir sama juga datang dari warga lainnya yang sempat menyaksikan aksi ugal-ugalan lulusan SMA di Bireuen tahun ini. Mereka berharap, agar kedepa, hal serupa tidak lagi terjadi.
Source : http://www.theglobejournal.com/Pendidikan/lulus-un-coret-baju-angkat-kaki-hingga-buka-jilbab/index.php

0 komentar:

Posting Komentar